MENYEMBAH HARUS MENYAKSIKAN YANG DISEMBAH, BUKAN SEKEDAR RITUAL DAN RUTINITAS BELAKA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillah, segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Semoga semua sahabat, baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri, selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Amin.

Pada malam Jumat yang penuh berkah ini, mari kita merenung bersama dalam sebuah kajian yang mendalam tentang makna sejati dari penyembahan kepada Allah.

Menemukan Hakikat Penyembahan

Sering kali kita bertanya, bagaimana kita bisa menyembah sesuatu yang tidak kita lihat, yang tidak bisa kita dengar, dan bahkan yang tidak nyata bagi kita? Bagaimana mungkin kita menyembah Tuhan jika kita tidak bisa menyaksikan atau mendengar-Nya?

Selama ini, kita mungkin berpikir bahwa kita menyembah Allah, tetapi yang sebenarnya kita sembah adalah hawa nafsu kita sendiri. Kita sering kali terjebak dalam keinginan pribadi, yang kita anggap sebagai yang paling nyata dan berkuasa dalam diri kita.

Penyembahan yang Sejati

Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa kita diciptakan hanya untuk mengabdi kepada Allah. Agar bisa mengabdi dengan benar, kita harus terlebih dahulu mewujudkan Tuhan dalam hati kita. Allah harus menjadi satu-satunya yang kita sembah, yang kita lihat, dan yang kita dengar. Jika kita masih merasa ada diri kita yang berkuasa, maka kita belum benar-benar menyembah Allah.

Penyembahan sejati berarti kita menyaksikan Allah dalam setiap aspek hidup kita, kita melihat kekuasaan-Nya, dan mendengar petunjuk-Nya. Seperti yang Allah katakan dalam Surah Al-Baqarah, "Orang-orang yang beriman kepada yang gaib," yang maksudnya adalah kita harus mengesampingkan diri kita dan melihat hanya Allah yang berkuasa.

Menyerahkan Diri kepada Tuhan

Seperti Nabi Muhammad yang sepenuhnya menyerahkan diri kepada kehendak Allah, kita pun harus mengalahkan ego dan hawa nafsu kita. Ketika kita menginginkan Tuhan dalam hidup kita, maka hanya Allah yang wujud dan hidup dalam hati kita. Kita tidak lagi melihat diri kita sebagai pusat dari segala hal, tetapi hanya Allah yang berkuasa atas hidup kita.

Penyembahan Melalui Salat

Salat lima waktu adalah cara kita untuk kembali menyadari bahwa kita harus mengalahkan ego kita. Salat bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi sebagai sarana untuk menyadari bahwa yang hidup dan berkuasa hanya Allah. Jika salat dilakukan dengan niat yang benar, kita akan menyaksikan keberadaan-Nya dalam hati kita. Namun, jika salat kita masih dipenuhi dengan rasa sombong atau keangkuhan, kita mungkin belum benar-benar menyembah Allah, tetapi lebih kepada hawa nafsu kita sendiri.

Kesadaran Diri dalam Beribadah

Ketika kita salat, jangan pernah merasa bahwa kita adalah orang yang lebih baik dari orang lain, karena sejatinya, hanya Allah yang lebih mengetahui keadaan hati kita. Salat yang sejati adalah ketika kita benar-benar menghilangkan diri kita dan hanya menyaksikan kekuasaan Allah semata. Itulah hakikat penyembahan yang seharusnya kita miliki.

Penutupan

Semoga Allah memberikan kita pemahaman yang mendalam tentang hakikat hidup ini dan membuat kita selalu ingat untuk menyembah dan mengabdi hanya kepada-Nya. Semoga kita selalu dalam petunjuk-Nya dan diberi kekuatan untuk terus menjaga hati agar hanya Allah yang berkuasa di dalamnya.

Akhir kata, semoga kita bisa selalu kembali kepada Allah dengan penuh rasa ikhlas dan rendah hati.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Konten ini menekankan pada pentingnya penyembahan yang sejati kepada Allah, dengan memahami bahwa segala sesuatu yang kita lakukan haruslah mengarah pada pengagungan hanya kepada-Nya. Penyembahan bukanlah sekadar rutinitas, tetapi tentang mengosongkan diri dari ego dan hawa nafsu, serta menyaksikan hanya Allah yang berkuasa.

Post a Comment

0 Comments